Jumat, 20 November 2009

PSM Makassar

Kisah PSM di mulai pada tanggal 2 November 1915 yang di dirikan dengan nama Makassar Voetbal Bond (MVB), dalam perjalanan perstasinya MVB berhasil melahirkan pemain-pemain handal, di antaranya Sagi dan Sangkala. Pada tahun 1926-1940 MVB telah melakukan pertandingan dengan beberapa kesebelasan dalam dan luar negeri di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS, sejumlah klub dari Sumatera, Borneo, dan Bali. Sedang dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia.

Pada usianya ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap. Pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa, dan sebagian dikirim ke Burman (kini Myanmar). MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepak bola di Indonesia. Di Makassar, ketika itu segala yang berbau Belanda mutlak dilenyapkan, sebaliknya untuk mencari dukungan penduduk, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. Dan MVB pun berubah menjadi Persatuan Sepak Bola Makassar (PSM).

PSM makassar adalah sebuah klub sepak bola yang bermarkas di kota makassar, PSM yang merupakan salah satu tim yang dapat diperhitungkan di pentas sepak bola tanah air. PSM telah 3 kali mewakili Indonesia dalam kejuaraan liga champions asia, catatan restasi yang pernah diraih PSM pada kejuaraan liga Indonesia antara lain, pernah sekali menjadi juara, empat kali menjadi runner up, dan baru sekali masuk ke putaran final.

Saat Indonesia terlepas dari penjajahan, Persatuan Sepak Bola Makassar (PSM) mengadakan reorganisasi dan reformasi di bawah pimpinan Achmad Saggaf yang terpilih menjadi sebagai Ketua PSM. Meskipun sederhana, roda kompetisi PSM mulai bergulir dengan baik dan teratur. Udara kemerdekaan ikut memberi nafas baru bagi PSM. Tahun 1950, PSM mulai mengadakan ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Dan yang paling fenonemal adalah Ramang. Bahkan, kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM hingga kini masih jadi legenda dan tercatat indah dalam sejarah persepakbolaan nasional. Roh dan semangat Ramang pula yang tetap ada dan hidup di tubuh PSM dan membuat kesebelasan ini sempat dijuluki Pasukan Ramang.

PSM pertama kali menjadi juara perserikatan tahun 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan pada partai final yang digelar di Medan. Sejak itu PSM yang dijuluki menjadi kekuatan baru sepak bola Indonesia. PSM menjelma menjadi tim elite. Total lima kali gelar juara perserikatan diraih tim yang lebih sering disebut sebagai Juku Eja atau Ikan Merah, julukan yang diberikan berdasar pada warna kostum yang mereka kenakan. PSM meraih juara perserikatan pada tahun 1959, 1965, 1966, dan 1992.


Ketika tim-tim perserikatan digabung dengan tim-tim galatama menjadi Liga Indonesia sejak tahun 1994, PSM selalu masuk jajaran papan atas hingga sekarang. Setiap musim, PSM selalu diperhitungkan dan menjadi salah satu tim dengan prestasi paling stabil di Liga Indonesia. Meski demikian, baru sekali klub ini menjadi juara yakni pada Liga Indonesia tahun 2000, dan selebihnya empat kali menjadi tim peringkat dua pada Liga Indonesia 1995/1996, 2001, 2003, dan 2004.

Saat juara Liga Indonesia PSM mencatat prestasi mengesankan dengan hanya menderita 2 kali kekalahan dari total 31 pertandingan. Saat itu PSM mengumpulkan pilar-pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santotal tosa, Miro Baldo Bento, Kurniawan yang dikombinasikan dengan pemain asli Makasar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, dan Rachman Usman, ditambah Carlos de Mello, dan Yosep Lewono. PSM merajai pentas Liga Indonesia dengan menjuarai Wilayah Timur, dan di babak 8 besar menjuarai Grup Timur. Di semifinal, PSM mematahkan perlawanan Persija Jakarta, sebelum mengatasi perlawanan gigih Pupuk Kaltim di final yang berkesudahan 3-2.

Salah satu yang menjadi ciri PSM hingga selalu menjadi tim papan atas adalah permainan keras dan cepat yang diperagakan pemainnya, dan dipadu dengan teknik tinggi. Tak hanya itu, pemain PSM juga terkenal tangguh dan tidak cengeng dalam kondisi lapangan apa pun. PSM juga didukung oleh regenerasi yang kontinyu dan melahirkan pemain-pemain andalan di tim nasional. Tak hanya itu, kiprah para pemain di lapangan juga didukung oleh deretan pengusaha asal Sulawesi Selatan yang bergantian mengurusi managemen PSM.

prestasi yang telah di dapatkan PSM Makassar antara lain :

PERSERIKATAN

  • 1957- Juara
  • 1959- Juara
  • 1961- Runner-up
  • 1964- Runner-up
  • 1965- Juara
  • 1966- Juara
  • 199- Runner-up

    LIGA INDONESIA

  • 1994/1995- Posisi ke-10, Wilayah Timur
  • 1995/1996- Runner-up
  • 1996/1997- Semifinalis
  • 1997/1998- dihentikan
  • 1998/1999- 8 Besar
  • 1999/2000- Juara
  • 2001- Runner-up
  • 2002- Semifinalis
  • 2003- Runner-up
  • 2004- Runner-up
  • 2005- Posisi ke-2 Wilayah Timur, Finalis 8 Besar
  • 2006- Posisi ke-4 Wilayah Timur, Finalis 8 Besar
  • 2008-Posisi ke-5 Wilayah Timur

    LIGA CHAMPIONS ASIA

  • 2001- Perempat final (masih bernama Piala Champions Asia)
  • 2004- Babak pertama
  • 2005- Babak pertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar